Museum Fatahillah, Kota Tua
Sejarah
Kota Tua
Tahun
2017 bulan Desember hari Sabtu, saya dan Wafa sudah berencana untuk pergi ke
beberapa tempat di Kota Tua. Jam 06.00 saya bangun lalu segera mandi, merapikan
tempat tidur, dan bersiap – siap. Karena jarak dari rumah saya ke Stasiun Tebet
tidak begitu jauh, jam 10.00 saya bergegas berjalan kaki ke Stasiun Tebet untuk
naik kereta. Saya naik kereta ke arah Bogor lalu turun di Stasiun Duren
Kalibata untuk bertemu dengan Wafa. Setelah bertemu dengan Wafa, saya dan Wafa
naik kereta arah Stasiun Jakarta Kota. Perjalanan di dalam kereta kurang lebih
40 menit, karena jarak yang cukup jauh.
Sesampai
nya di Stasiun Jakarta Kota pada pukul 11.45,kita tidak menyangka akan ramai.
Kami pun bergegas berjalan kaki ke Kota Tua karena jarak yang tidak jauh dari
Stasiun Jakarta Kota. Pertama kami mengunjungi Museum Fatahillah. Tiket harga
masuk Museum Fatahillah sebesar 3.000 Rupiah Disana banyak sekali koleksi
bersejarah yang paling utama adalah sejarah perkembangan kota Jakarta serta
masih banyak lagi. Koleksi koleksi tersebut dapat ditemui di beberapa ruangan
yang terdapat di dalam Museum Fatahillah, seperti Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara,
Ruang Jayakarta, Ruang Fatahillah, Ruang Sultan Agung, dan Ruang Batavia.
Setelah mengunjungi Museum Fatahillah kami
berswafoto di depan Museum Fatahillah dan beristirahat di kafe Batavia. Pukul
menunjukan jam 14.00 kami berniat untuk mengunjungi museum lain seperti, Museum
Wayang, Museum Seni Rupa dan Keramik, dan lain lain. Karena pengunjung yang
ramai dan cuaca saat itu panas kami pun membatalkan niat untuk mengunjungi
museum tersebut, lalu kami berjalan mencoba mengitari Kota Tua sambil mencari
museum yang terlihat tidak begitu ramai. Kami pun masuk ke Museum Mandiri yang jaraknya
tidak begitu jauh dari Museum Fatahillah. Mengunjungi Museum Mandiri kita hanya
membayar tiket sebesar 2.000 Rupiah. Disana kita mengenal bagaimana sejarah
perkembangan perbankan di Indonesia dan masih banyak lagi. Terdapat juga
berbagai tempat yang bagus untuk berfoto.
Hari
pun semakin sore dan kami merasa lapar sekaligus capek. Akhirnya kami
memutuskan untuk pulang saja. Kami berjalan dari Kota Tua ke stasiun Jakarta Kota.
Sesampai nya di stasiun Jakarta Kota kami pun makan di suatu restoran yang
terdapat di stasiun Jakarta Kota. Setelah mengisi perut dan sudah mengisi
tenaga yang cukup, kami pun memutuskan naik kereta ke arah Bogor. Didalam
kereta kami mengobrol berbagai hal dan saling berbagi hasil foto di Kota Tua.
Sesampai nya di stasiun Duren Kalibata saya dan Wafa turun dari kereta. Saya hanya
mengantar Wafa menemui ibu nya yang sudah menunggu untuk menjemputnya. Setelah
mengantar Wafa saya pun naik kereta lagi ke arah Jakarta Kota, saya turun di
Stasiun Tebet lalu saya berjalan kaki ke arah rumah saya.
No comments:
Post a Comment